Laman

Sabtu, 07 September 2013

ssssttttt


Berapa banyak dari kita yang mau mengerti dan memahami  bahwa hidup itu adil ? Sering kita jumpai orang mengeluh, tidak mau mencoba, berusaha, salah tujuan dengan cara yang benar dan bisa jadi juga salah cara untuk tujuan yang benar. Hukum sebab akibat jarang kita sadari karena kebanyakan dari kita menganggap itu kebetulan. Padahal sebanarnya tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Semua sudah ada skenarionya. Kita melakukan perbuatan baik atau buruk di lain waktu juga akan kita peroleh perbuatan yang baik atau buruk itu dari orang lain.
Kita memberi akan sama dengan yang kita diterima. Namun kenyataanya sulit bagi kita untuk menyadari bahwa berbuat itu mesti diperhitungkan akibatnya. Dikuasai oleh keadaan, itulah salah satu penyebab manusai cuek dengan cara yang benar. Cenderung turut pada apa yang sudah ada, sudah nyaman, walaupun sebenarnya tahu bahwa itu salah, itu tidak sesuai dengan dirinya tapi tetap, dia terpaksa melakukan kegiatan itu. Kalau ditanya, jawabnya pasti mau gimana lagi, apakah dengan keluar akan menjamin keadaan seperti sekarang. Sulit sekali memang memulai dengan keluar dari zona aman.
Meskipun demikian, itu masih menjadi pilihan bagi mayoritas orang karena disitulah letak jaminan. Jika berani memilih jalan lain, banyak yang ngga pe.de. sayang sekali bukan kalau potensi kita dipendam dibawah kendali orang. Yang terjadi adalah kita mengeluh dibelakang orang, teman, atasan, ataupun semua yang kita hormati. Jarang yang mau mengaspirasikan pendapatnya secara terbuka. Ya tentu saja kalau caranya seperti ini bisa jadi stres. Karena kalau tidak diungkapkan ya siapa yang tahu kalau sebenarnya dia memiliki masalah. Kan jadinya tidak ada penyelesaian. Hanya terpandam dalam hati. Kalau di sharekan dengan teman, tanggapannya ya itu-itu saja, tidak langsung dari yang sedang dipermasalahkan. Dari alasan yang takut dijauhi, tidak dipercaya lagi, dipecat lalu ngga dapat penghasilan padahal lagi butuh uang, dinilai tidak menghargai atau sederet alasan lainnya. Seolah –olah tak berprinsip terhadap kenyamanan diri. Itu potret orang yang terpenjara dalam keadaan. Keadaan yang dianggap mampu memberi, tapi sekaligus juga keadaan yang sangat tidak diinginkan. Tidak ada kebebasan dalam kreatifitas karya, karena perasaan itu. Hanya sekedar menyelesaikan tugas atau harapan orang, bukan atas kesadaran untuk diri sendiri.Namun bila kita melihat dari orang yang mau bersyukur, semua yang terjadi akan dianggap biasa. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Karena dalam diri sudah ada penerimaan atas kesadaran bahwa hidup telah di atur, namun masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki dengan harapan, do’a dan usaha yang maksimal, bila belum sesuai yang diharapkan, mencoba lagi tanpa menyalahkan. Bila ada yang diketahui tidak cocok, ditinggalkan atau diganti dengan yang dianggap cocok. Maka itulah sederet pilihan-pilihan yang mengakibatkan beribu akibat lain yang kadang tak kita pikirkan akibat berikutnya, hanya sekedar bertindak. Tanpa berpikir panjang. Orang yang berusaha dengan sepenuh hati, bila dia berhasil dia akan bangga, namun bila kurang sukses dia akan menerima, bahwa itulah belajar untuk menjadi lebih baik lagi, bukan malah berhenti dan tidak memulai lagi. Nilai itu dilihat dari proses. Maskipun dengan tujuan sama, tapi prosesnya berbeda, ya tentu saja hasilnya berbeda. Dan parahnya lagi kalau hasil itu benar-benar tidak sesuai dengan yang kita harapkan, kita dengan tegas bicara bahwa ini ngga adil. Padahal kalau ditelusuri lagi yang salah itu adalah diri kita sendiri. Takdir tidak akan pernah salah. Hanya manusianya saja yang tak mau dan mampu mengerti hakikat adil dan takdir.

Bagaimanakah kita menilai masa lalu?
Dianggap apa ya masa lalu itu. Dulu bersyukur ngga dengan keadaan seperti itu. Dan sekarang saat keadaan telah berbeda gimana tanggapan kita dengan masa itu. Udah tahu kan kalao waktu itu ngga akan terulang lagi. Mengingat masa lalu pasti buat kita mengaduk-aduk perasaan, bagi yang mau nyadari sih, kalo ngga juga ngga pa.pa. yang pasti kita hanya bisa belajar dari masa itu. Masa lalu bukan untuk dikenang apalagi ditangisi, kan uda lewat. Ngapain juga diungki-ungkit lagi. Yang terpenting itu kan hidup kita hari ini dan hari esok. Kalau terus ngurus masa lalu kapan mau maju. Yang dipikirin mundur terus sih. Masa lau memang mengajarkan banyak hal pada kita. Bahwa kesaahn kita duu menunjukkan bahwa kita bukan berari lemah atau kalah, tetapi itulah proses yang telah kita jaani dulu, tanpa kesalahan kita tak akan tahu mana yang benar dan bagaimana cara untuk menjadi benar. Dan untuk kesuksesan  adalah bekal bahwa ternyata kita pernah merasakn gimana sih rasanya berhasil, jadi itu bisa memotivasi kita untuk terus memperbaiki diri lagi.

Mengenai masa depan, apa yang akan kamu katakan? Gimana cara mu menghadapi masa yang belum pasti, hanya tampak dari langkah kamu sekarang. Suatu masa yang mungkin bisa kita rancang denagn lebih jelas, detail. Dicoba diterapkan perlahan-lahan, sambil menun ggu hasil yang diinginkan. Padahal selama waktu yang kita laui ini sudahkah menghasilkan sesuatuyang patut dibarikan untuk orang-orang disekitar kita? Rasanya memang aneh saat menyadari betapa banyak yang kita terima namujn tak banyak yang mampu untuk kita berikan. Semua orang ingin tetapi masalah hanya sekedar ingin atau berubah menjadi kebutuhan itulah yang membedakan denagn yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar